Bab 299
Bab 299
Ruang Untukmu
Bab 299
Tasva sudalı kembali ke Alclir Perhiasan Jewclia sctelah itu. Saat dia sedang makan siang dengan Felly di luar, Felly memberitahunya kalau Elan belum pernah ke Atelir Perhiasan Jewelia semenjak Tasya cut. Felly lalu menambahkan dengan menggoda, “Sepertinya kamu satu-satunya alasan Pak Elan datang ke perusahaan!”
Wajah Tasya langsung memanas. Felly sepertinya seseorang yang bisa melihat semuanya. Dia juga mengatakan kepada Tasya kalau seorang desainer baru akan datang sore ini karena ekspansi bisnis. Orangnya itu orang yang agak misterius yang jenis kelaminnya tidak diketahui Felly. Orang itu sepertinya sudah sampai di perusahaan dengna pesawat.
“Dengan kedatangan desainer yang sebegitunya, mereka pasti punya semacam hubungan dengan Pak Elan,” kata Felly menduga-duga.
Saat mendengarnya, Tasya berpikir, ‘Apa mungkin orang itu kerabatnya Keluarga Prapanca?‘ Ccontent © exclusive by Nô/vel(D)ra/ma.Org.
Pada pukul 14.30, Tasya menghampiri Lita, asisten yang bekerja di kantor umum. Tasya mengingatkan Lita untuk memberitahunya begitu Elan sampai di perusahaan. Wanita itu sedang memilah-milah surat elektronik terbaru yang dia terima saat telepon kantornya berdering dan dia segera mengulurkan tangan untuk mengangkat teleponnya.
“Hai,” sapanya singkat di mana suara Lita terdengar dari telepon.
“Nona Tasya, Pak Elan sudah sampai.”
“Dimengerti. Terima kasih.”
Setelah Tasya menutup teleponnya, wanita itu mengeluarkan kartu bank dengan 10 miliar rupiah dari tasnya. Wanita itu tidak sabar memberikannya kepada Elan agar dia bisa merasa lebih nyaman. Si wanita berjalan memasuki lift dengan kartu di tangannya di mana dia lalu menekan tombol ke lantai 8. Dia tiba-tiba dia memikirkan apa yang dikatakan Felly mengenai bagaimana Elan tidak pergi ke Atelir Perhiasan Jewelia minggu ini.
Si wanita membatin, Namun, dia ada di sini sekarang. Apa mungkin dia benar–benar ada di sini karena aku?
Tasya tidak pernah memercayai kalau dia punya kemampuan untuk membuat Elan menyerahkan kantor pusat Grup Prapanca yang mewah dan luas dan pindah ke tempat seperti
Atelir Perhiasan Jewelia. Namun, kenyataannya, Elan berada di sini hari ini.
Saat melewati kantor Lita, dia melihat kalau Lita tidak ada di tempat duduknya. Wanita itu lalu berjalan mengarah ke kantor Elan. Saat dia melihat pintu kantor pria yang tersembunyi itu dan baru saja mau mengetuk pintunya, dia mendengar tawa genit dari balik pintu yang berkata, “Aku pasti akan bekerja keras memenuhi harapanmu, Elan.”
“Kamu tidak perlu berterima kasih kepadaku,” kata Elan penuh kasih dengan suaranya yang dalam.
“Kamu selalu bisa meminta bantuanku mengenai pekerjaan ke depannya.”
“Mhm! Aku tahu. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengganggumu. Aku sudah
sangat senang menjadi bawahanmu.”
Suara manuailu cuak didengar. Sescorang yang punya suara manis dan merdua, wanita itu mungkin juga cantik. Apa ini desainer yang datang dengan pesawat yang dibicarakan oleh Pelly. Wanita ini
sepertinya mengenal Elan secara pribadi. Tangan Tasya terdiam tatkala berbagai pikiran memenuhi benaknya.
Si wanita uba-uba terdengar malu-malu saat dia bertanya dengan penuh harap. “Apa kamu bebas malam ini, Elan? Aku mau mentraktirmu makan.”
Tasya sudah menduga kalau itu mungkin salah satu anak kerabat Keluarga Prapanca, tetapi ketika dia mendengar nada genitnya, jelas-jelas kalau mereka tidak berhubungan darah. Wanita itu mungkin juga menyukai pria itu. Lagi pula, Elan itu pria impian. Sementara itu, si pria tidak menolak atau pun mengiakan.
“Malam ini? Aku akan mengecek apa aku punya waktu.”
“Hebat sekali kamu sendiri mengelola perusahaan sebesar ini.”
Suara wanita itu terdengar penuh dengan kekaguman. Saat mendengar itu, Elan tertawa kecil dan menjawab, “Terkadang melelahkan.”
“Itu sebabnya aku mau membelikanmu sesuatu yang enak untuk makan malam malam ini dan membantumu bersantai. Ah, ayolah, katakan saja iya!”
Wanita di dalam kantor itu setengah merayu dan setengah memohon. Suaranya yang lembut sepertinya berguna untuk membuat pria mendengarkannya.
“Nona Tasya, apa yang kamu lakukan?” Lita tiba-tiba bertanya dengan suara datar.
Tasya benar-benar terkejut dengan kemunculan Lita yang mendadak. Bahkan, wanita itu tidak menyadari kalau bagian atas tubuhnya sudah membungkuk. Di saat itulah, si wanita terjatuh dan dia tiba-tiba membanting pintu kantor di hadapannya tatkala dia tersandung memasuki kantor Elan.
Wanita itu mengangkat kepalanya dengan panik, hanya untuk melihat Elan sedang duduk di meja dan ada seorang wanita muda berjas bersandar di mejanya. Dia menopang dagunya dengan
telapak tangannya tatkala dia memperlihatkan penampilannya yang imut dan manja.
Tidak cukup berani menatap wajah pria itu, Tasya menundukkan kepalanya dan terbata-bata saat meminta maaf, “Ma-maaf sudah mengganggu kalian. Saya tidak bermaksud memotong. Silakan, lanjutkan apa yang kalian lakukan …“
Next Chapter