Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2325



Bab 2325

Bab 2325 Dia Sudah Kembali

“Bagaimana aku bisa menyalahkanmu? Aku malah sangat berterima kasih.” Dewi segera memperingatkan. “Sebelumnya kamu tidak mengatakannya, sekarang juga jangan

memberitahunya, ada baiknya anak–anak hidup bersamaku, hidup kami tenang dan stabil, tidak banyak konflik dan perseteruan.”

“Kelak ketika Grup Moore sudah stabil dan Tuan telah mengendalikan situasi secara keseluruhan, tetap harus menjemputmu dan anak kembali.” Jasper berkata, “Perasaan Tuan padamu masih sama seperti dulu, tidak pernah berubah.”

“Aku tidak mengharapkannya!” Dewi mengalihkan pandangannya, “Kami berempat, ibu dan anak, menjalani hidup yang santai dan bebas, juga bagus….”

“Empat orang?” Jasper tertegun sejenak, lalu bertanya dengan penuh semangat, “Anak kembar tiga?”

“Ya.” Saat memikirkan anak–anak, Dewi secara tidak sadar juga menjadi lembut, “Tiga anak perempuan, sangat imut.”

“Baguslah, keluarga Moore kelak memiliki penerus, hahaha….”

Jasper sangat senang.

“Cih, bukankah keluarga Moore kalian hanya mewariskannya pada anak laki–laki, tidak mewariskan pada anak perempuan?” Dewi berkata dengan dingin, “Dulu aku dengar dari Bibi Nola bahwa hak penerus keluarga Moore hanya diberikan pada anak laki–laki.”

“Itu karena anak perempuan di keluarga Moore semua adalah putri yang hidup bebas tanpa rasa khawatir, tidak perlu menanggung beban keluarga,” Jasper menjelaskan.

“Benar juga.” Dewi pikir–pikir ada benarnya juga, “Hak penerus keluarga Moore benar–benar tidak ada bagusnya sama sekali. Selain kaya, tidak ada apa–apanya, masih harus hidup dalam kesulitan setiap saat, membahayakan nyawa saja ….”

“Ya, hehe….”

“Ngomong–ngomong, bagaimana Lorenzo bisa diracuni? Siapa yang meracuninya? Jenis racun. apa? Bagaimana keadaannya sekarang?”

“Keadaannya sangat serius. Orang yang meracuninya adalah Devina dari keluarga Wallance. Dikatakan bahwa racun tersebut berasal dari Organisasi Dark Night, sekali masuk ke dalam darah, efeknya akan sangat mematikan. Intinya sekarang kondisinya sedang sekarat, berkali–kali hampir saja kehilangan nyawa, tim medislah yang secara paksa mempertahankan nyawanya

“Bagaimana itu bisa terjadi? Putriku belum melihat ayahnya, orangnya sudah mau tiada.” Dewi langsung panik setelah mendengarnya, “Kenapa kamu mengemudi begitu lambat? Berkendaralah lebih cepat!!!”

“Baik, baik!”

“Ugh, minggir, biar aku saja!!!”

Dewi mendorong Jasper dan mengambil alih setir, kendaraan off–road berwarna hitam itu melesat pergi seperti embusan angin…

Sehari kemudian.

Dewi kembali ke kota Snowy, saat dia turun dari pesawat, Jeff sudah menunggu di sana.

Mereka masuk ke mobil dan bergegas menuju ke kediaman Moore..

Kembali ke rumah, Nola dan yang lainnya sedang menunggu di depan pintu, ketika mereka melihat Dewi, mereka segera mengerumuninya, satu–satu menyeka air mata dan mengungkapkan rasa rindu mereka.

pun

Dewi menyapa mereka sekilas dan bergegas ke ruang medis. Jeff berkata bahwa pasien diatur di gedung medis miliknya sebelumnya, jadi dia segera bergegas tanpa berpikir….

Sampai di luar bangsal, jantung Dewi hampir berhenti berdetak. Melihat orang yang berbaring di atas tempat tidur tanpa pergerakan sama sekali, dengan jarum dan selang yang dipasangkan di sekujur tubuhnya, juga kepalanya yang ditutupi oleh masker oksigen, air mata Dewi mengalir keluar…. This text is property of Nô/velD/rama.Org.

Mendengar nasihat dari Kelly, Dewi berganti pakaian ke pakaian khusus isolasi kuman dan berjalan masuk dengan hati–hati, dia menangis sambil berteriak, “Lorenzo, Lo….”

Sebelum dia selesai berbicara, dia tercengang, yang berbaring di sana bukanlah Lorenzo.

Tubuh yang kecil dan lemah ini jelas–jelas adalah seorang perempuan….

Mata Dewi membelalak kaget, dirinya tercengang. Sebelum dia sadar kembali, sepasang lengan yang dikenalnya memeluknya dari belakang dan suara lembut terdengar dari belakangnya, “Ternyata kamu bisa mengkhawatirkanku juga!”

Dewi terkejut dan melihat ke belakang, wajah tampan ini, meski jauh lebih kurus, dengan rongga mata cekung, tapi masih saja begitu familier….

Bukankah ini Lorenzo orang yang dia cinta dan juga benci???

“Lorenzo Dewi berteriak dengan heran, “Kamu, kamu tidak sakit?”

“Aku sakit, sakit karena rindu.” Wajah Lorenzo tampak sedih, tapi juga terlihat tulus.

“Kamu….” Dewi sangat marah sehingga dia memukul dadanya, “Beraninya kamu berbohong padaku, mati saja kamu!!!”

Sambil mengatakan itu, dia mendorongnya dengan marah, dan hendak pergi dari sana….


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.