Ruang Untukmu

Bab 277



Bab 277

Ruang Untukmu Bab 277

Leave a Comment / Ruang Untukmu / By Admin 01

Bab 277 Elan mengernyitkan keningnya dan tatapannya tampak dingin, sedingin es. Melihat ini, Tasya membeku, bahkan kakinya terasa

lemas. Dia bingung, apakah dia harus pergi atau tetap ada disana sambil berdiri dengan canggung, Elan berjalan mendekatinya.

Amarahnya perlahan menghilang dan tatapannya berubah menjadi sumringah dan terasa hangat.

"Apa aku membuatmu takut?" tanya Elan sambil menatap Tasya.

"Siapa yang membuatmu semarah ini?" tanya Tasya ingin tahu.

"Bukan siapa-siapa." ujar Elan sambil menggelengkan kepalanya, terlihat jelas kalau dia tidak mau membicarakannya.

Tapi bagaimana bisa orang yang bukan siapa-siapa itu sampai membuat Elan marah?

Pasti dia orang yang penting untuk Elan!

Tasya menatap Elan sambil malu-malu.

Dia berkata, "Terima kasih karena sudah menyiapkan gaun untukku dan setelan tuksedo untuk Jodi."

Elan berbalik, "Kamu sudah memilih pakaiannya?" tanya Elan sambil berjalan menuju tangga.

Dan tiba-tiba, entah kenapa, Tasya terpeleset dan terjatuh.

"Aduh!" seru Tasya yang mencoba untuk berpegangan pada pegangan tangga, untungnya Elan sigap menangkapnya dan memeluknya sebelum dia terjatuh.

"Hati hati.

Mungkin masih ada sisa tetesan air yang belum kering." Saat itu, Tasya sadar kalau tangannya memeluk pinggang Elan dengan erat.

Dia buru buru melepaskan pegangannya, tapi tangan Elan langsung menggenggam tangannya dan menggandengnya turun kebawah.

Ini membuatnya seolah dia adalah anak kecil yang tidak bisa berjalan dengan benar.

Elan terus menggandeng tangan Helen sampai saat mereka tiba di lantai dua dan berpapasan dengan pelayan, barulah Elan melepaskan genggaman tangannya.

"Kita bisa ke tempat pesta duluan dan bersenang-senang disana." "Baiklah." ujar Tasya.

"Kamu harus mengerjakan tugasmu dulu."

"Helen juga akan datang.

Kalau kamu tidak mau berpapasan dengannya, aku bisa menyiapkan ruangan khusus untukmu dan Jodi," ujar Elan tiba-tiba. Ccontent © exclusive by Nô/vel(D)ra/ma.Org.

Dia mengatakan hal itu sambil menatap Tasya.

Mata Tasya berkedut.

Sebenarnya, Tasya tidak terkejut mendengarnya.

Dia tahu apa yang dipikirkan helen dan Helen pasti tidak mau sampai ketinggalan acara sepenting ini.

"Tidak perlu." Tasya tidak marah mendengarnya, tapi saat dia membalikkan badannya, terlihat kalau dia sebenarnya cemburu.

Sementara itu, Helen melihat-lihat katalog di sebuah toko gaun mewah untuk mencari gaun yang cocok dipakai ke acara.

Setiap koleksi gaun disana dibuat secara khusus dan dijahit dengan tangan.

Melihat harganya, sekitar enam miliar empat ratus juta! "Saya mau yang ini." Ujar Helen acuh tak acuh.

Setelah dia mencoba gaun itu, dia menatap bayangannya di cermin.

Gaun itu sangat indah dan tubuhnya juga terlihat seksi, tapi dia masih belum puas dengan riasan wajahnya.

Dia memiliki wajah dengan ekspresi tegas dan wajahnya tidak cukup feminim, sangat berbeda dengan Tasya yang memiliki wajah oval dan tampak polos.

Helen selalu terpikir untuk melakukan operasi plastik dan tekadnya sudah bulat untuk melakukan operasi plastik.

Setelah pesta nanti malam, dia harus melakukannya.

Memangnya kenapa lagi Elan sampai tertarik pada Tasta? Pasti karena kecantikannya memikat Elan.

Tasya dan Jodi tiba di tempat pesta sekitar pukul tiga sore.

Mereka datang lebih dulu sebelum para acaranya dimulai.

Pesta diadakan di sebuah Vila mewah yang tersembunyi di tengah kota, lengkap dengan kolam dan taman yang sangat indah.

Vila tersebut hanya menerima tamu VIP dan memiliki sistem keamanan terbaik, sehingga cocok dijadikan tempat para orang-orang kaya

mengadakan acara.

Biaya yang dihabiskan untuk mengadakan acara di Vila ini setiap tahunnya mencapai dua puluh miliar!

Dan tempat spesial ini sudah di sewa dan tidak menerima tamu lagi sejak seminggu lalu untuk persiapan acara pesta ulang tahun Nyonya

Prapanca.

Ketika mereka tiba, semua tamu masih belum datang.

Vila itu tampak sunyi dan tentram bagi Tasya dan Jodi, sehingga mereka berjalan-jalan di sekitar Vila karena mereka masih belum berganti

pakaian yang akan dipakai di acara nanti.

Elan segera disibukkan dengan persiapan acara pesta, meninggalkan Tasya dan Jodi untuk berkeliling Vila.

Setiap struktur bangunan Vila itu dibangun secara khusus dan memiliki tampilan unik.

"Berdiri disana, Jodi.

Mama akan memfotomu.

Ayo!" Sama seperti para Ibu lain yang bangga dengan anak mereka, Tasya sibuk mengambil foto anaknya dengan ponselnya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.