Menantu Dewa Obat

Chapter 325



Chapter 325

Bab 325

19ah Kuantan totoo at **

An

lurringin memukul Narciapicnsan inpat dia darah cari

Dac

a

“Sudah mudah

“Mereka semua juga putrumu, bagaimana hua kali memperlakukannya dengan berte

Och kaukan kalau sampai (Chachatu dengan Nara malam ini lalu kita semua tidak mcran todih vah”

Di dalam hatinya lani juga pasti merasa cingat sedih

haukan tidak bisa melampiaskan semua amarahmu kepada Hana

Alina berkata dengan marah

Dengan marah Axel menegurnya. Apa maksud nu dengan aku melampiaskan semua amarahku kepantall.n.”

Akuharva kova karena du ingat keterlaluan!”

“Malaman Nara sudah mengalami hal seperti itu tetapi dia masih saja berpikir yang muluk – muluk alas keuntungan yang bisa didapatkan dari keluarga Regatta”

hau katakan sendiri kepadaku, apakah dia masih punya hau? Apakah dia masih seorang Illi iii I

“Kenapa Hanya demi mengejar implanmu menjadi keluarga kaya lalu kau rela membiarkan kakakmu di hina”

Lalu dengan cemas Hana berkata, “Aku tidak mengatakan untuk membiarkannya di hina orang

“Aku ini kan hanya sedang mencari solusi. Aku bilang aku ingin menjelaskannya kepada Dion, memangnya aku salah?”

Axel sangat marah: “Kau masih berani bilang!”

“Aku akan memukulinu!”

Dengan cepat Alina menarik Axel dan menengahi, Bisa ga kau udak bersikap begitu sada

“Anak itu baru umur berapa? Kau malah ingin memukulnya?”

“Hana, kau juga bisa tidak kurangi ucapanmu itu?”

“Ucapan ayahmu itu benar. Exclusive © content by N(ô)ve/l/Drama.Org.

“Dion itu memang bukan orang yang baik. Tidak perlu mengatakan apa-apa lagi kepadanya

“Sudahlah lupakan saja kita memang tidak berjodoh dengan keluarga Regatta.”

“Masalah Nara kali ini adalah bukti yang cukup baik.”

“Hana, lain kali kau tidak boleh membahas hal ini lagi yah!”

Hana cemberut dan menunjukkan ckspresi kesal lalu berkata, “Tidak boleh membahas yang tidak boleh membahas.”

“Tetapi, aku merasa ucapanku itu tidak salah.”

“Ayahku memang terlalu keras!”

Axel langsung meraung dengan marah, “Aku memang keras, memang kenapa?”

“Keluar kau dari sini!”

Hana juga merasa kesal dan berkata, “Keluar yah keluar!”

“Selama ini kau juga selalu begitu, tidak pernah mau mendengarkan ucapan orang lain!”

Lalu Hana bergegas dan Hiro buru – buru mengikutinya.

Kemudian Hana turun ke bawah dan berkata denga marah: “Hiro, coba kau katakan, benar ngga kata – kataku itu?”

Hiro tampak tidak enak hati. “Hana, sebenarnya, aku pikir…”

Lalu dengan marah Hana berkata, “Kau pikir, kau pikir… apa maksudmu hah?”

“Aku tanya, menurutmu ucapanku itu benar ngga?!”

Dengan tak berdaya Hiro hanya bisa menganggukan kepalanya dan berkata, “Iya, kau benar.”

Hana lalu berkata dengan kencang, “Memang benar ko!”

“Masalah kali ini semua gara – gara si Reva itu.”

“Jika bukan karena si Reva itu, bagaimana mungkin Dion tidak akan menyukai kakakku?”

“Ayahku itu memang sudah tua dan linglung. Dia tidak membolehkan orang berbicara pula!”

“Aku tidak puas. Aku harus membuktikan kepadanya siapa yang benar dan siapa yang salah sebenarnya!”

Hiro tertegun sejenak, Apa… apa yang akan kau lakukan?”

Dengan kencang Hana berkata, “Aku mau mencari Dion!”

“Aku mau menjelaskan kepadanya secara pribadi dan memberitahukan kepadanya bahwa kita benar- benar tidak ada hubungannya dengan Reva!”

“Aku akan membuktikan kepada papaku yang idiot itu bahwa aku benar!”

Hiro tercengang, “Hana, kau.. kau jangan melakukan hal – hal bodoh!”

“Dion itu bukan orang baik.”

Hana marah: “Kau juga berkata seperti itu?”

“Menurutmu aku juga salah?”

“Kau juga tidak percaya kepadaku?”

Hiro merasa tidak enak hati dan berkata, “Tidak, aku percaya kepadamu, tetapi…”

Hana langsung marah dan berkata, “Tidak ada tetapi – tetapian!”

“Kalau kau percaya kepadaku maka kau harus mendukungku. Ayo pergi mencari Dion bersamaku dan menjelaskan semuanya dengan jelas!”

“Kalau kau tidak percaya kepadaku juga tidak apa – apa. Kau pergi saja dari sini dan ke depannya jangan muncul lagi di depanku. Kita cerai saja!”

Mata Hiro langsung melebar. Sudah begitu keras kepala lalu masih tidak mengijinkan orang berbicara juga?”

Tetapi Hiro juga benar – benar tak punya pilihan.

Sejak keluarga Shu mendapatkan kembali perusahaan farmasi Shu, sikap Hana semakin mendominasi. Dia benar-benar tidak berani melawan Hana sekarang.

Next Chapter


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.